KETELADANAN DIBALIK LIKA-LIKU PERJUANGAN IBU KITA KARTINI
Telah seabad yang lalu, R. A. Kartinimencetak sebuah sejarah monumental bagi
perjuangan bangsa ini terutama bagi kaum wanita. Perjuangannya membawa sebuah
perubahan yang besar, perubahan ditengah arus globalisasi. Jika dihitung,
seabad bukan waktu sebentar bagi sebuah sejarah yang telah lewat. Ancaman
globalisasi mampu mengikis keutuhan sejarah tersebut. Karena dalam ironi
globalisasi, sebuah perubahan takkan pernah terelakkan. Globalisasi dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2002)diartikan sebagai proses masuknya keruang lingkup
dunia. Sehingga globalisasi dapat dikatakan sebagai sebuah zaman dimana
struktur kehidupan dari berbagai belahan bumi yang berbeda dapat merebak dan
berkolaborasi dalam ruang lingkup dunia. Proses mendunia tersebut dapat
berpotensi menggerus budaya yang telah ada dalam tatanan suatu bangsa, termasuk
keutuhan sejarah suatu bangsa.
Indonesia seabad lalu masih memiliki budaya diskriminasi terhadap wanita, kini
telah berubah dengan sebuah perubahan paradigma yang diwabahkan seorang
pahlawan nasional, R.A. Kartini. Namun apakah perubahan paradigma itu benar
adanya, ketika kita melihat fakta dan realita yang ada saat ini. Kini banyak
kaum wanita sepeninggal R. A. Kartini terbata-bata membaca sejarahnya yang tak
lagi utuh. Apa yang dulu dibangun Kartini, kini diuraikan orang-orang yang mengaku
pewaris perjuangannya. Apa yang dulu pernah dikatakan kini dengan seenaknya
sendiri orang menisbatkan kepadaya. Lalu yang perlu kita tilik disini,
bagaimanakah sesungguhnya hakekat serta liku-liku perjuangan sang pahlawan
emansipasi wanita, Raden Ajeng Kartini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar